This blog is about a different perspective of life, since anyone in anywhere have their own insight, thoughts, experience, so do opinions. i'd like to chain sum of mine together and share them with U...

Sunday, August 28, 2005

Catatan seorang filsuf, seniman dan mistikus.

Kahlil Gibran tentang Pikiran dan Perasaan

Jiwa selalu menjadi medan pertempuran. ditanah inilah pertimbangan berperang melawan perasaan hati dan dorongan nafsu. seandaianya saja hatiku dapat menjadi pendamai di dalam jiwamu sehingga mampu mengubah kericuhan persaingan unsur-unsur menjadi gubahan kesatuan dan keindahan lagu.

Tapi apa dayaku jika kalian sendiri tidak ingin menjadi pendamai diri kalian sendiri, dan mencintai segala unsur-unsur kalian yang ada di dalam diri.

Akal dan Perasaan adalah kemudi dan layar bagi jiwa yang sedang mengarungi lautan kehidupan. jika kemudinya patah kalian akan tumbang dihempas gelombang, dan layarnya patah kalian masih bisa mengambang tapi diam membeku tanpa tujuan. Pikiran yang sendiri mengemudi adalah tenaga yang menjebak diri, sedangkan perasaan yang tak terkendali bagaikan api membara yang menghanguskan diri. karena itu, ajaklah perasaan kalian menghormati akal pikiran, meraih puncak-puncak getaran kebenaran sejati - keduanya menciptakan keseimbangan.

Biarkan jiwa kalian membimbing perasaan dengan akal pikiran, sehingga perasaan itu tetap hidup dengan setiap kebangkitannya dan laksana burung phoenix membumbung tinggi, dari abu pembakarannya sendiri.

Jagalah pikiran dan perasaanmu, sebagaimana kalian memperhatikan dan menjamu dua orang tamu terkasih yang sedang berada dalam naungan rumahmu, kalian tidak akan memuliakan yang satu diatas yang lain, sebab jika mengecewakan salah seorang berarti akan kehilangan kasih dan kepercayaan dari keduanya.

Ketika kalian duduk diantara pepohonan dan hijau perbukitan sambil memandang luas padang di kejauhan, biarkan jiwa kalian berbisik dalam hati: "Tuhan berdiam diri dalam pikiran."

Dan ketika badai mengamuk di rimba belantara, petir dan halilintar menggelegar di angkasa, maka biarkan hati kalian mengucapkan kata-kata takjud "Tuhan bergerak dalam peraaan."

Dan karena kalian adalah nafas tuhan, pucuk daun pepohonan rimba tuhan, maka juga kalian pun hendaknya tenang berdiam dalam pikiran dan bergerak dalam gelora perasaan.

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

halo, nice blog! :)

boleh tau nggak, itu dari tulisan gibran yang mana ya..? trims

1:49 PM

 
Blogger Tiara said...

Thanks :) itu tulisan gue ambil dari salah satu buku favorite gue judulnya Trilogi Hikmah abadi

sub judulnya "sang guru" disitu dia ngejelasin esensi dan nilai2 dari segala unsur yang ada di dalam diri manusia... kayak cinta, pekerjaan, agama, pikiran, perasaan, kesedihan, kesenangan dst...

2:59 PM

 
Anonymous Anonymous said...

hoho.. thanks! jadi pengen baca :)

kayanya insightful ya..

11:54 AM

 

Post a Comment

<< Home